Pages

Friday, April 15, 2016

Langkah Bakiak Tengah Malam


Waktu SD, pasti banyak anak yang suka cerita nakut-nakutin, kalau bakal ada sesuatu yang terjadi tengah malam. Namanya anak-anak ya, pasti penasaran. Apalagi biasanya anak-anak udah disuruh tidur sebelum jam sembilan malam. Nah, waktu kelas lima SD, aku ingin tahu ada apa di tengah malam itu.

Waktu itu malam minggu. Ada film bagus yang diputar sampai malam di TV, dan aku mau nonton. Setelah minta ijin, aku dan adikku dibolehkan nonton dengan syarat TV harus dimatikan kalau acara sudah selesai. Berbekal kasur dan selimut di depan TV, kami mulai menonton. Adikku udah tertidur sebelum filmnya selesai. Tapi aku masih melek sampai film selesai dan mematikan TV sebelum tidur. Kami berdua tidur di depan TV di ruang tengah.

Aku tidur beberapa jam dan terbangun karena ingin ke toilet. Waktu itu sudah jam 2 pagi. Merasa sedikit kecewa karena melewatkan tengah malam, aku bersiap tidur lagi di pembaringan depan TV. Tapi aku menangkap suara ganjil dari luar rumah.



"Tuk, tuk, tuk, tuk... tuk, tuk, tuk, tuk..."

Aku mendengarkan dengan seksama. Suara apa itu? Kedengarannya seperti langkah kaki. Empat langkah mendekat, berhenti sebentar, lalu empat langkah menjauh. Aku merasa heran. Ini malam hari, apa yang orang lakukan di luar rumah pada malam hari? Karena keanehan itu, aku jadi merasa takut. Ada apa di luar?

"Tuk, tuk, tuk, tuk... tuk, tuk, tuk, tuk..."

Suara itu terus terdengar. Rasanya bukan seperti langkah biasa. Bukan suara langkah kaki bersandal atau sepatu. Langkah itu terdengar seperti... beralas bakiak.

"Tuk, tuk, tuk, tuk... tuk, tuk, tuk, tuk..."

Aku semakin takut. Suara itu tidak kunjung berhenti. Apa yang orang itu lakukan di luar? Padahal pagar besi terkunci. Suara jelas-jelas berada di teras, di dalam pagar besi, tapi di luar rumah. Kenapa orang itu pakai bakiak? Apakah pencuri? Tapi pencuri tidak mungkin pakai alas kaki berisik seperti bakiak. Lagipula, suara langkah itu hanya terdengar mondar-mandir di teras konblok depan rumah.

"Tuk, tuk, tuk, tuk... tuk, tuk, tuk, tuk..."

Duh, aku takut. Tapi aku tak bisa tidur. Aku juga tak berani mengintip keluar. Aku takut kalau pencuri itu melihatku maka... hiiiyyy... aku menutup kepalaku dengan selimut. Sekilas kulirik adikku yang tidur dengan enaknya. Irinya... aku ingin tidur dengan tenang.

"Tuk, tuk, tuk, tuk... tuk, tuk, tuk, tuk..."

Dan tanpa terduga terdengar...

"Jeglek!"

Aku terlonjak bangun. Jantungku dag-dig-dug. Ternyata pintu kamar orang tuaku terbuka. Bapak keluar dari pintu dan melihatku terduduk. Tanpa sadar aku menghela napas lega.

"Kok belum tidur?" tanya Bapak.
"Tadi kebangun," jawabku.
"Ya sudah. Bapak mau ke masjid," kata Bapak.

Lho memangnya sekarang jam berapa? Batinku. Ternyata sudah jam setengah empat. Tak lama kemudian, suara adzan subuh berkumandang. Setelah Bapak selesai wudhu, aku ceritakan apa yang kudengar. Aku juga ceritakan dugaanku, bisa saja ada maling. Bapak keluar memeriksa halaman. Tidak ada apa-apa. Kemudian Bapak akan mencari informasi ke tetangga yang ronda malam itu apakah ada orang mencurigakan. Ketika Bapak keluar rumah, kudengarkan baik-baik suara langkah Bapak. Suaranya berbeda dengan suara yang kudengar, karena Bapak keluar dengan memakai sandal. Aku memilih untuk segera wudhu dan sholat. Setelah sholat aku baru bisa tidur karena suara itu sudah tidak terdengar.

Aku cuma sempat tidur beberapa jam. Jam enam pagi aku keluar dan melihat sekitar. Bapak memang punya sepasang bakiak. Kuperiksa bakiak itu di rak penyimpanan sandal. Iseng-iseng kupakai dan kucoba berjalan di konblok dengan bakiak itu. Suaranya persis sama. Apakah ada yang meminjam bakiak ini semalam?


by hani

No comments:

Post a Comment