Pages

Tuesday, November 10, 2015

It's so cold!

Pada Kamis, 5 November 2015, aku dan dua orang temanku, Mbak Galuh dan Mbak Rini, kembali ke kamar setelah acara diskusi di ruang meeting hotel selesai. Memang selama tiga hari sejak hari Rabu, kami terlibat dalam acara kantor di sebuah hotel di Semarang. Kami bertiga masuk ke kamar sekitar pukul 23.30 WIB dengan rasa lelah yang tidak tertahankan setelah seharian mendampingi SKPD berkutat dengan matriks perencanaan.

Begitu masuk ke dalam kamar, Mbak Galuh langsung merebahkan diri ke atas kasur ekstra yang diletakkan di antara kasurku dan Mbak Rini. Posisi kasur tersebut memang lebih rendah dari kasur kami sehingga Mbak Galuh terkesan tenggelam di lantai. Sementara itu Mbak Rini masuk ke kamar paling akhir, menyalipku yang berdiri di dekat lemari baju. Aku memang sengaja berdiri di situ untuk memantau bahwa pintu kamar memang benar-benar menutup dengan sempurna.


Wednesday, October 7, 2015

Mata yang Menipu

Sebelumnya, saya rasanya perlu memberi peringatan pada pembaca blog ini bahwa dalam sesi kismis di Joglosemar, saya selalu yang menjadi pembuat antiklimaks, alias kisanak (kisah antiklimaks). Hal ini dikarenakan saya selalu mencari penjelasan nalar dari segala sesuatu, atau, membiarkan semuanya menjadi misteri begitu saja. Jadi kalau saya punya cerita, hampir selalu semuanya memberi emoticon roti marie begini -_-

Sekian pendahuluannya yang tidak penting, langsung saja inilah kisanak saya.

Di Solo, ada sebuah monumen di ujung jalan utama Slamet Riyadi (tepatnya di area Gladag) yang berupa patung Brigjend Slamet Riyadi sedang mengacungkan pistol. Dulu, setiap pulang kerja, rute saya dari ujung ke ujung jalan Slamet Riyadi. Kalau sekarang hanya setengahnya karena saya memutar melewati jalan lain. Meski hampir setiap hari melewatinya, saya sering tidak menghitung berapa perempatan yang saya lewati, atau perempatan mana yang terakhir, atau apa. Patokan saya untuk rumah yang sudah dekat hanyalah saat saya melihat patung Pak Slamet.

Patung Slamet Riyadi

Suatu ketika, saat saya pulang malam, seperti biasa saya menelusuri jalan Slamet Riyadi. Namun, setelah melewati perempatan yang saya duga terakhir, saya belum juga melihat patung yang pahlawan itu, padahal saya sudah melihat siluet pohon-pohon yang ada di baliknya, juga lampu-lampu yang bersinar tak seperti biasa. Saat itu juga terlihat lebih banyak orang berkerumun di sana. Sekadar info, di malam hari, jalan yang terletak tepat di belakang patung tersebut menjadi arena kuliner yang disebut Galabo (Gladag Langen Bogan).

Sumber gambar di sini

Saya masih melaju, semakin dekat, tapi tak juga menangkap sosok patung yang sudah bertahun-tahun berdiri di sana. Jantung saya berdebar, saya mulai tak berkonsentrasi pada jalan. Hingga saat jarak saya dengan tempat patung itu semakin dekat, barulah saya menyadari apa yang salah. Ternyata lampu-lampu sorot di kaki patung yang biasa menyinarinya mati (atau dimatikan). Beberapa meter dari patung, saya merasa lega sekaligus geli dengan ketegangan saya yang tak masuk akal.

bzee

Tuesday, October 6, 2015

Kismis 3 butir #4




Perayaan 7 hari meninggalnya ayahku baru saja usai dengan taburan tepung di atas ranjangnya. 
Esoknya kutemui cetakan tubuhnya membekas di atas ranjangnya. 
Ah, ayah pulang tadi malam.

By Lila

Monday, October 5, 2015

Kismis 3 Butir #3


Tengah malam itu, bayi mungil di gendonganku tak juga tertidur dan terus menangis. Kuajak dia bercanda, mengayunnya, tapi tangisnya tak juga mereda. Hingga matanya tertuju pada langit-langit kamar dekat kipas angin yang berputar, dan tiba-tiba tersenyum geli.

bzee

Thursday, October 1, 2015

Pengalaman Pertama Meditasi


 Gambar diambil dari Google :)

Oke, setelah lama mengendap di kepala dan ngga ada aksi buat nulis, akhirnya pengen nulis juga kisah....masuk horor ngga ya ini? Silakan baca and komen, kadar horor di cerita ini.

Cerita ini sudah lamaaa sekali terjadi. Ini jaman saya ikut seminar penyembuhan alternatif. Sekitar 10 tahun lalu, atau lebih? *buang KTP*. Nah, tempat saya ikut seminar dan kemudian magang sebagai penyembuh itu letaknya di sebuah radio swasta di Semarang. Di sebelah radio itu, ada semacam aula yang dikelilingi kaca, macam buat nari atau yoga dan ditutup karpet. Nyaman sekali. Satu hari, saya penasaran dengan meditasi. Saya bertanya pada teman saya, apakah meditasi itu sama seperti yang saya lakukan setiap ikut seminar? Ternyata teman saya ingin bereksperimen dengan model meditasi yang lain. Dan masuklah saya, dua teman saya yang lain yang juga masih newbie di bidang meditasi.

Ruangannya adalah aula yang saya ceritakan tadi. Kami duduk, berjarak sekitar 2,5 meter satu sama lain. Berdoa, dan merem, konsentrasi dengan musik yang disetel teman saya. Belakangan saya tahu itu adalah musik yang katanya dari Tibet, dan syairnya semacam dzikir dalam agama Islam yang diulang-ulang. Musiknya sendiri ada semacam cengkok Chinese -nya. Enak dan adem. Tapi di tengah-tengah meditasi, saya mendengar gedubrak di samping saya. Takut-takut saya ngintip dari ujung mata saya. Ternyata teman saya yang lain, satu-satunya cowok, sedang berguling-guling. Saya jadi hilang konsentrasi dan membubarkan meditasi saya. Teman saya yang semula mengajak meditasi dengan musik itu, sedang sibuk dengan mengusap-usap teman saya yang sedang berguling-guling. Ada apa dengan Cin....dengannya? Ternyata teman saya ini sedang kerasukan. Ga tanggung-tanggung. Ada 6 atau lebih roh yang masuk dalam dirinya. Antara seram dan kepo, saya tetap berada di dalam ruangan. Setelah dipijit, diberi doa, sesekali ditampar, akhirnya teman saya sadar juga. Alhamdulillah...

Sejak saat itu, saya merasa seram tiap kali mendengar musik itu meski beberapa kali teman saya mengatakan itu bukan karena lagu itu, melainkan dirinya yang membiarkan dirinya kosong, hingga membuat banyak roh berebut masuk ke dalam jiwanya. Yah, boro-boro merem, yang melek aja, ada aja yang sekali kena keplak orang jahat, jadi linglung juga. Jadi, mari kita terus berdzikir ya, temans. Jangan biarkan pihak 'lain' 'menjajah' diri kita. Tsaahh....

PS.
Yang mau dengerin lagunya, bisa unduh di dropbox saya. Buat yang kepo aja. Judulnya Dae Be Zoo. Jangan tanya artinya yaaa :D

Eh, masih seputar musik ini, saya masih punya stok cerita lainnya. Jadi, BERSAMBUNG deh. Stay tuned!!


Cerita Lila

Kismis 3 Butir #2


Malam itu aku terpaksa menginap di sebuah pondok di hutan tempat aku biasa berburu. Semalaman aku sulit tidur karena terganggu oleh barisan lukisan wajah menakutkan yang seolah memandangiku terus-menerus. Paginya, aku sadar bahwa itu bukan lukisan, itu jendela.
(diterjemahkan bebas oleh KangO dari cerita yang lupa dia baca di mana
terus dimepetin biar pas tiga kalimat #diinjak)

"Kok Lempernya Banyak, Ma? Kayak Mau Ada Tamu Aja."

Kejadian ini aku alami sewaktu bulan Ramadhan kelas 3 SMA. Waktu itu Mama belum berjualan kue jajanan pasar, jadi sekalinya buat kami langsung senang banget. Kesukaan kami sekeluarga ada lemper abon.

Suatu sore waktu berbuka puasa, kami sama-sama membantu Mama untuk menyiapkan makanan untuk buka. Adek-adekku semangat banget melihat ada lemper 1 nampan. Bisa makan lemper sepuasnya mungkin, pikir mereka.

Pas buka puasa, sambil makan lemper, aku iseng nanya ke Mama kayak gini "kok lempernya banyak, Ma? Kayak mau ada tamu aja." Mama cuma diam, dan obrolan pun berlanjut ke hal-hal lain.

Dia yang Datang di dalam Mimpi

Sebagai anak kost pasti lebih hemat memasak makanan sendiri daripada makan di luar. Namun apalah daya, aku dapatnya kosan tanpa dapur. Jadi hanya bisa masak nasi di rice cooker saja. Selama semester 1-2 ga pernah ada masalah dengan nasi di rice cooker. Mau seharian dicolokin atau lupa dicolokin, nasinya ya tetap bisa dimakan.

Kejadian yang menurutku aneh mulai terjadi di semester 3. Nasi baru dimasak jam 13.00, jam 17.00 sudah basi padahal rice cooker dalam keadaan menyala. Dan hal ini berulang terus-menerus sampai aku minta tolong ke kakak kostan untuk masakin nasi tapi pakai rice cooker-ku. Hasilnya tetap sama, nasinya langsung basi. Sudah ganti beras pun tidak ada perubahan.

Isenglah nyari di google tentang nasi basi. Ternyata hasilnya adalah nasi basi itu pertanda kalo ada orang dekat atau keluarga yang mau meninggal. Langsunglah aku khawatir banget dengan keluargaku di Batam. Tapi beberapa hari berlalu, ga ada kejadian apa-apa selain nasi yang selalu basi. 

Suatu siang pas aku lagi di jalan, dapat telpon dari salah satu keluarga Bapak di Kendal yang mengabarkan kalo Bulekku mengalami kecelakaan dan patah tulang sehingga langsung dilarikan ke rumah sakit Ortopedi di Solo. Dan tak lama dari situ dapat kabar lagi bahwa Mbah Putri dari Bapak juga meninggal karena kaget mendengar kabar tentang Bulekku.

Monday, September 28, 2015

Ada Siapa di Belakangku?

Kejadian ini terjadi di saat aku bekerja dan ruangannya ada di lantai 3 pojok paling selatan. Udah pojok, paling selatan pula. Di ruangan itu ditempati oleh 4 orang, 3 perempuan dan 1 orang laki-laki. Iseng bertanya pada atasanku yang laki-laki, kebetulan istrinya memiliki kemampuan untuk melihat sesuatu hal yang tak bisa kita lihat. 

"Pak, disini ada nggak sih selain kita berempat? Mbok coba tolong tanyakan ke ibu" 

"Sebentar yaa, mbak. Tak teleponkan ibu, nanti saya loudspeaker, biar nggak penasaran lagi" jawab si Bapak padaku.

Tuut.. Tuut..

Dia yang warnanya Hitam

Kejadian ini terjadi saat aku masih kecil. Waktu itu, aku masih tinggal di rumah alm. kakekku yang rumahnya sekarang letaknya di belakang rumahku. Malam itu, aku tidur di ruang tengah, karena aku mulai dibiasakan untuk tidur sendiri oleh kedua orang tuaku. Entah jam berapa malam itu, aku tak tahu. Yang aku tahu memang malam itu aku dibangunin oleh seseorang dengan badannya yang berwarna hitam. Dia memperkenalkan dirinya adalah penunggu sungai Winongo, sungai yang terletak di dekat rumahku. 

Aku yang saat itu masih kecil, hanya diam tak bergerak, tak mengiyakan ajakannya untuk ikut bersamanya. Aku mencoba untuk memejamkan mataku kembali dan akhirnya aku terlelap. 

Pagi harinya, aku cerita sama simbok yang kebetulan bekerja di rumah alm. kakekku. Katanya, rumah alm. kakekku memang penuh dengan makhluk-makhluk yang tak terlihat. Bulu kudukku langsung berdiri semua. Aku juga tak bisa membayangkan jika aku mengiyakan ajakannya, mungkin aku sudah menjadi salah satu putri sungai winongo mungkin yaa.. 

(Kisah Asri)

Friday, September 25, 2015

Kismis 3 Butir #1


Sore itu dia baru kembali dari pemakaman kekasihnya yang meninggal karena tenggelam. 
Ponsel kekasihnya ditemukan dalam saku telah rusak dan basah kuyup. 
Sesampainya di rumah, ia mendapat pesan singkat dari kekasihnya itu, "Sayang, aku kesepian nih."


by: hani

Thursday, September 17, 2015

Master Post: MEME "Kismis 3 Butir"





Salam kismis!

Hallo teman-teman semua....dalam rangkam memeriahkan dan meramaikan Blog keroyokan bikinan anak2 BBI Joglosemar ini, maka lahirlah meme ini.

Apa itu KISMIS?

Kismis atau lebih tepatnya Kisah Misteri, adalah cara kami para BBIers Joglosemar menyebut acara favorit saling bertukar kisah seram, horror, hantu, misteri, thriller...dan sebagsanya. Dimulai dari hobby saling bertukar kisah seram inilah maka terkumpul lumayan banyak cerita2 yang sayang sekali jika dilupakan. Maka dilahirkanlah Blog ini. Awalnya memang hanya kisah seram saja, namun baru hari kedua kelahirannya, blog ini sudah didaulat menjadi blog tempat bercerita berbagai macam kisah. bukan hanya cerita horror saja, namun bisa juga Kisanak (Kisah Anti Klimaks), Hordy (Horror Comedy), sampai cerita-cerita lucu dan cerpen pun bisa dimasukkan di sini.

Namun mengingat blog ini sebenarnya terlahir akibat rasa cinta kami yang membara terhadap KisMis, maka sudah sepantasnya Meme ini ada sebagai pengingat bahwa Misteri selalu ada dalam setiap langkah kita (er....).

Apa itu KISMIS 3 BUTIR?

Thursday, September 3, 2015

Suara Apa Itu?

Jadi waktu aku masih di kontrakan (sebelum pindah ke rumah baru), Arif kan lagi nonton TV, aku lagi di dapur. Nah pas aku di dapur, aku denger suara kayak "ssshhh...ssshhh..grrrr..." Aku udah ngeri banget. Terus aku panggil Arif ke dapur untuk ngecek apa dia denger suara yang sama. Ternyata dia denger juga. Akhirnya kita sama2 terpaku dan tegang gitu.

Nah aku tanya Arif, "di kontrakan sebelah ada orang gak". Kata Arif, "tadi semua orang sebelah pada pergi". Terus aku minta arif cek lagi rumah sebelah. Akhirnya dia keluar ngecek. Ternyataaa.. di rumah sebelah itu ada tamu yg dateng tapi karena kondisi rumah sebelah kosong dan lagi hujan serta udah malam juga, jadi si tamu tidur di motornya yang di masukin ke teras. Tidurnya itu lho ternyata ngorok. Ngoroknya bikin serem. Aaahhh... Akhirnya aku dan Arif bisa bernapas lega

(Cerita Dila)

Wednesday, September 2, 2015

Siapa yang Mematikan Lampu?

Waktu itu saya datang kepagian di lab. Jadi baru ada saya sendiri yang masuk lab. Sebelum mulai beraktivitas (menguji sampel, analisis data, dll), saya memanfaatkan fasilitas wifi untuk internetan dulu di hape. Waktu masuk lab, saya langsung nyalakan lampu, karena masih pagi dan mendung. Sambil menunggu teman yang datang, saya asyik berselancar di internet.

Pas lagi asyik ngenet, tiba-tiba lampu mati. Otomatis saya melirik ke arah saklar. Saklar masih dalam keadaan menyala. Jadi mungkin memang mati listrik. Tapi lampu koridor masih menyala!

Seketika saya merinding. Saya keluar dari lab dan duduk di kursi depan. Mas-mas cleaning service yang lagi nyapu ngeliatin tingkah saya dengan bingung.

Beberapa menit kemudian ada salah seorang teman yang datang. Dia heran lihat saya duduk di luar. Saya cerita kalau lampu lab tetiba mati sendiri. Pas masuk lab bareng-bareng, ternyata lampu lab dalam keadaan menyala. Huh, ada yang gangguin saya nih kayaknya.

(Cerita Hani)

Tuesday, September 1, 2015

The Pink Piggy

Kejadian ini terjadi saat saya kelas 1 SMA dan sedang menjalani masa-masa ujian akhir semester. Saat sedang ujian, terkadang saya sengaja bangun pagi-pagi buta untuk belajar (eaaa, berasa murid teladan banget yach. Padahal saya belajar pagi-pagi itu ya karena saya belum belajar sama sekali, jadi ngrekap dan ngebut gituuu...) Oke, lanjut. Kamar saya ada di ujung depan rumah, dengan sebuah jendela kaca yang jika tirainya disingkap, terlihatlah pemandangan indah berupa gang perempatan di sebuah jalan utama di perumahan tipe RSS. Jadi bisa dibayangkan, jalan di depan rumah saya dan jendela kamar saya jaraknya tidak sampai dari 5 meter, sampai kadang-kadang saya bisa lho beli siomay ke abang-abang penjual yang lewat di depan rumah dengan cuma nongolin muka lewat jendela kamar.

Pagi itu saya sengaja bangun pagi dengan niat ingin belajar. Saat sedang serius-seriusnya belajar, saya tiba-tiba mendengar suara langkah kaki berat yang bunyinya BUK BUK BUK. Kalau saya sedang syuting film Harry Potter nih, mungkin saya akan langsung teriak "TROOOOLLL IN THE DUNGEON!" Tapi ini dunia nyata, jadi saya harus realistis donk. Tidak mungkin itu Troll, atau mungkin Hagrid yang sedang jalan-jalan pagi. Saya cuma berpikir itu pastilah seseorang yang berbadan sangat besar hingga bisa membuat langkah yang terdengar dahsyat. Tapi tentu saja rasa penasaran saya tidak bisa dibendung sehingga saya cepat-cepat menyingkap tirai jendela dan mengintip keluar.

Tangan Yang Mencoba Meraihku

Waktu itu saya sedang praktek di hutan getas, Ngawi. Saya dan teman-teman  menginap di asrama. Nah, asramanya itu cuma ditempatin satu semester sekali selama sebulan. Selain itu, sepi beuudd. Karena praktek tiap hari bikin laporan, kami begadang terus. Kadang tidurnya sembarangan, maksudnya tidak di kamar sendiri, tapi di kamar temen yg sekelompok untuk mengerjakan laporan walau pun kamarnya sudah dibagi. Sekamar 8 orang, pake tempat tidur tingkat. Tiap kamar ada kamar mandinya.

Pas saya ke kamar temenku mau mengerjakan laporan, kamarnya penuh banget, berceceran kertas. Akhirnya saya duduk depan pintu kamar mandi. Temen yang melihat saya mau duduk, menyuruh saya minggir, "jangan duduk situ, duduk sebelahku aja" saya manut aja walaupun kesempitan.

Waktu kami nyari kopi di dapur, temen yang nyuruh saya pindah tempat duduk itu bilang: "kamu tau nggak, kenapa saya nyuruh kamu pindah?" Saya menggelengkan kepala.

"Soalnya pas kamu mau duduk ada tangan keluar dari kamar mandi mau pegang kamu."

Setelah itu saya ga mau tidur di kamarnya lagi.

(Cerita Hani)